Tahukah detikers bahwa banyak rumus matematika yang kita gunakan saat ini sebenarnya sudah dipahami oleh orang-orang di zaman kuno? Bahkan, rumus-rumus yang sering membuat pusing saat di sekolah menengah telah dipelajari dengan baik ribuan tahun yang lalu.
Misalnya, orang Mesir kuno tidak menemukan rumus spaceman slot terkenal E=mc², tetapi mereka sudah mengetahui cara mencari volume piramida dengan akurat. Begitu juga dengan orang Yunani, meski mereka tidak menemukan kalkulus, mereka sudah mampu menemukan luas lingkaran dan membuktikannya secara matematis.
Melihat hal ini dari sudut pandang sejarah, perhitungan-perhitungan yang mereka buat sama mengesankannya dengan penemuan-penemuan besar dari ilmuwan seperti Albert Einstein atau Isaac Newton.
Dunia modern yang kita kenal sekarang, dengan kemajuan teknologi seperti komputer dan mesin pembakaran internal, dibangun atas dasar penemuan-penemuan yang sudah dilakukan para pemikir di masa lalu.
David Burton, seorang profesor di Universitas New Hampshire, menuliskan dalam The History of Mathematics, “Kecuali mungkin astronomi, matematika merupakan ilmu pasti tertua dan paling banyak dipelajari.”
Berikut ini beberapa pencapaian Matematika terhebat di zaman kuno seperti dikutip dari Discovery Magazine, yang diambil dari tulisan-tulisan awal mengenai subjek tersebut. Rumus-rumus apa saja yang ditemukan?
1. Volume Piramida Terpotong
Piramida Giza yang dibangun 4.600 tahun lalu menunjukkan betapa luar biasanya penguasaan matematika orang Mesir kuno. untuk menghitung volume piramida, caranya cukup mudah: ambil sepertiga dari luas alasnya lalu kalikan dengan tinggi.
Namun, rumus untuk volume piramida yang terpotong atau dikenal dengan frustum jauh lebih rumit. Meskipun orang Mesir tidak menuliskannya seperti rumus modern yang kini telah ada, mereka sudah memahami prinsip dasarnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghitung material yang dibutuhkan saat membangun piramida.
2. Teorema Pythagoras
Teorema ini menyatakan bahwa dalam segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring (sisi terpanjang) sama dengan jumlah kuadrat dua sisi lainnya. Meskipun persamaan ini dinamai matematikawan Yunani Pythagoras, yang hidup pada abad 6 SM, tapi sebenarnya persamaan ini jauh lebih tua.
“Kita sering diberi tahu bahwa dalam Matematika semua jalan mengarah kembali ke Yunani,” tulis Burton
Orang Yunani sendiri percaya bahwa matematika berasal dari Mesir, dan arkeologi modern sebagian besar mendukung klaim tersebut. Namun, orang Babilonia adalah yang pertama kali menemukan permata geometris ini.
Sebuah lempengan tanah liat dari sekitar tahun 1800 SM, yang dikenal sebagai Plimpton 322, berisi daftar tripel Pythagoras – kelompok tiga bilangan bulat yang memenuhi teorema tersebut yaitu 1192 + 1202 = 1692
3. Rumus Kuadrat
Rumus kuadrat adalah salah satu konsep aljabar yang sering bikin bingung siswa sekolah menengah. Namun, orang Babilonia sudah memahaminya jauh sebelum rumus ini dibakukan dalam bentuk simbolik.
Hal tersebut diungkapkan Uta Merzbach dan Carl Boyer dalam A History of Mathematics bahwa rangkaian variabel yang agak “mengerikan” ini “tidak memberikan kesulitan serius bagi orang Babilonia.”
Seperti teorema Pythagoras, rumus kuadrat membantu orang Babilonia dalam urusan administratif di lapangan.
Namun Merzbach dan Boyer mencatat bahwa banyak masalah yang tertulis di prasasti Babilonia, “tampaknya merupakan latihan intelektual, bukan risalah tentang survei atau pembukuan, dan hal itu menunjukkan minat abstrak dalam hubungan numerik.”
4. Teorema Thales
Teorema Thales menyatakan bahwa jika sebuah segitiga memiliki diameter lingkaran sebagai salah satu sisi, maka kedua sisi lainnya yang bertemu pada keliling akan selalu membentuk sudut siku-siku.
Meskipun terdengar sederhana, ini adalah pencapaian besar dalam geometri pada abad ke-6 SM. Thales adalah matematikawan pertama yang memberikan bukti logis terhadap teorema ini, yang kemudian menjadi dasar bagi pengembangan geometri lebih lanjut.
5. “Masalah Sapi” Archimedes
Masalah ini berasal dari cerita dalam “Odyssey”, di mana Archimedes mengajukan teka-teki berapa jumlah sapi yang ada di pulau Thrinacia. Pertanyaan itu baru bisa terpecahkan 2.000 tahun kemudian melalui persamaan Pell yang dikemukakan matematikawan Inggris John Pell.
Persamaan itu adalah X2 – 4.729.494 Y2 = 1. Persamaan ini akhirnya dipecahkan pada tahun 1965 dengan bantuan komputer.